6/30/12

Sabtu Pagi (30-06-12)

Sabtu yang indah
Langitpun tampak begitu cerah
Senyuman belahan jiwaku yang ramah
Selalu redamkan amarah

Selamat pagi dunia, semoga tak seperti hari kemarin
Apakah masih ada tangis bayi kurang gizi dihari ini ?

Apakah masih ada anak jalanan menenteng kaleng kecil dihari ini?
Apakah masih ada mimpi yang tak terpenuhi pagi ini?

Semoga hari ini tak seperti hari kemarin
Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin
Semoga esok, lusa dan seterusnya :
Langitku semakin indah
Senyumanya semakin ramah

6/27/12

Nyanyian Para Kuli Jalanan


Terik matahari sangat
Kerontangkan rongga-rongga kota
Debu yang tersapu angin utara
Terbangkan angan dan harapan para kuli jalanan

Asap hitam dari kendaraan mesin tua
Terhisap paru-paru sisakan karbon monoksida dalam dada, akibat pembakaran yang tak sempurna
Bising dari suara-suara
Kokohkan tekad para pekerja bermental baja

Riuh gaduh tak urungkan niat terhormat
Tuk bekal anak istri dan sisanya untuk sesuap nasi
Hitam pekat warna kulit terbakar matahari
Tak berarti hitamkan hati dari para pencaci

Garis kening diwajahmu tak seperti garis takdir dihidupmu
Kau sadari bahwa inilah hidup bukan mimpi
Tanpa kau sesali
Tanpa kau tangisi

6/26/12

Wanita Dengan Sebuah Mimpi

Satu lagi tentang wanita yang terbangun dari tidur panjangnya
Berharap mimpi kan menghapiri mendekati khayalnya

Datang kepada malam untuk memperoleh jawaban
Namun purnama enggan dengan  menutupi malam buta

Datang kepada pagi untuk bertanya tentang firasat mimpi
Namun embun terlalu singkat terjemahkan kata hati

Tak sampai wanita menyerah
Tak sampai wanita pasrah

Mimpi adalah fatamorgana dari khayalan
Khayalan adalah angan yang tak terpenuhi janji hati

Kadang logika tak sejalan dengan rasa
Kadang jauh dari dunia nyata

Pasrah bukan berarti menyerah
Tapi menyusun serpihan mimpi menjadi sebuah strategi untuk mencapai tujuan hati

6/20/12

Luruh



Menunggu hujan reda
Meredam hati yang resah
Gemericik rintik hujan terdengar syahdu
Seirama dengan senandung kalbu

Jeda yang tak menentu
Berharap bisa melewati waktu
Seperti hujan dihari sabtu
Butirannya turun satu persatu

Beranjak saat hujan reda
Mengampiri jiwa yang gelisah
Bertemu pada satu waktu
Memenuhi janji hati tuk menyatu

Dibatas Kontrol

Jalanan Pantai Utara yang terbentang seakan masih menyisakan tantangan yang tak akan habis untuk memacu adrenaline, melintasi batas sebagai seorang lelaki yang tertantang dengan rintangan melalui kecepatan, melewati kontainer, beradu cepat dengan bis Luragung seakan menjadi sarapan pagiku.

Kali ini meninggalkan sejenak negri antah barantah menuju Batukaras-Pangandaran, menengok sisi pantai Selatan yang terkenal dengan keganas ombak dan Ratunya. Dengan titik nol Pamanukan melewati Pagaden sampai ke Kota Subang, jalan biasa yang kulalui tanpa tanjakan karena masih pedataran.

Rintangan dimulai dari lampu merah Kota Subang dengan track menanjak dan berkelok mengingatkan pada jalanan Garut-Bandung yang dulu sering kulalui melalui Cijapati, kali ini tak jauh berbeda semangat mengendarai Street Fighter terus memacu namun lain padang lain pula ilalang disetiap medan mempunyai tantangan yang berbeda.

Subang Kota - Kasomalang melalui jalan Kumpai dilalui dengan baik, walau sedikit melambat di daerah kumpai karena termasuk wilayah perdesaan dengan jalan sedikit berlubang. Rintangan Kasomalang - Sumedang menambah tingkatan level dengan jalan yang lebih sempit dan kelokan tajam mengasahku mengendalikan si kuda besi, ada tikungan yang menjadi favourite , berada didaerah Tanjungsiang - Rancakalong walau tak setajam gunung Akina yang terletak di Prefektur Gunma, Jepang pada Film Initial D. tapi lumayan cukup mengasikkan.

Kasomalang - Sumedang pun dilalui dengan baik mesti harus hati-hati dengan truck besar pengangkut air minum salah satu merk terkenal di Indonesia ( sorry ya ga sebut merk, ga ada royalti sih :-) hehe..). Dari sumedang mengambil arah Malangbong via Wado. Level berkendara pun menambah dengan track sempit tikungan tajam serta tanjakan dan turunan yang mantap.Hari menjelang sore ketika senja mulai menampakkan keelokannya nampak indah dengan warna jingganya yang napak jelas dari ketinggian wado, banyak sekali anak muda atau gang motor yang nongkrong di tikungan wado atau yang berduaan saja juga ada hehe...nampaknya lelah telah menghampiri tanpa permisi hingga saya putuskan untuk istirahat sejenak mencari tempat yang bagus ditikungan sambil ikut menikmati indahnya senja jam menunjukan 17.10.

Selang beberapa menit sebuah suara mengejutkan, tabrakan tepat dibelakang saya dua motor terhempas dan satu lagi menyusul melindas kawannya dan dengan reflex segera menghampiri mencoba memberikan pertolongan. Nampaknya salah satu gang motor sedang mengadakan balapan liar namun tak kontrol ketika melewati tikunagan karena dari arah yang berlawanan ada pengendara motor lain hingga kecelakaan tak bisa dihindarkan, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa masih luka ringan walau motor lumayan hancur. Ini menjadi pelajaran bahkan mungkin peringatan buat saya untuk lebih hati-hati, pesan singkat little angel sebelum berangkat telah saya idahkan..(ma'af ya hehe...okay,Judul tulisan ini saya buat terinspirasi dari pesan singkatnya).

Hari semakin gelap dan suara adzanpun berkumandang di Mesjid-mesjid yang saya lalui, sampai Malangbong menunjukan pukul 16.10. Malangbong - Tasikmalaya dengan jalanan yang cukup baik tetapi tanjakan dan turunan yang mesti dilalui dengan hati-hati. Sampai di Rajapolah tepatnya di Mesjid Baitul Amanah istirahat sejenak membasuh dengan air wudhu yang menyejukan hati bersujud dihadapanNya memohon ampun dari segala khilaf. Setelah mengisi perut yang dari tadi siang keroncongan perjalananpun dilanjutka sampai ke Tasikmalaya dan kemudian mengambil jalan ke kiri menuju kota Ciamis untuk istirahat seraya melepas lelah dirumah kawan samping Saung Nike Ardila dan bermaksud melanjutkan perjalanan diesok harinya.

Saat pagi buta ketika matahari masih menggeliat tak lupa mandi dan gosok gigi sayapun bergegas untuk melanjutkan perjalanan, menuju pangandaran sepanjang jalan yang saya lalui banyak sekali toko olahan dan home industri khas kota Ciamis masyarakat yang kreatif dengan memanfa'afkan potensi alam serta mengasah kemampuan sumber daya manusia merupakan suatu hal yang luar biasa untuk meningkatkan taraf hidup lebih baik di negeri ini sebenernya dari mulai Rajapolah juga sudah terlihat daisamping kanan dan kiri jalan yang dilalui terdapat beberapa toko sovenir kerajinan Khas kota Tasikmalaya, ada yang berbeda disini dari kota titik nol keberangkatan dimana di Pantai Utara kecenderungan masyarakat menggantungkan hidup dari hasil mencari ikan di laut ada pula yang bertani karna termasuk lumbung padi dari mulai karawang sampai indramayu dengan kontur pedataran dan sebagian masyarakat cenderung menjadi TKW/TKI keluar Negeri.

Tak terasa 2 Jam perjalanan kami lalui sampai Pangandaran, sudah lama sejak libur akhir sekolah tahun 1997 saya kesini, ada sedikit perubahan mungkin karena Tsunami yang pernah melanda Pangandaran ditahun 2006 namun pada dasarnya secara kontur tak banyak yang berubah namun sedikit kotor dengan sampah yang berserakan takteratur. Setelah sampai Pangandaran saya mengembil jalan kekanan menyusuri jalan yang rusak menuju Green Canyon, 30 menit jeda yang di tempuh saya sampai di Green Canyon dengan airnya hijau karna efek tumbuhan air yang hidup didalam sungai. Pemandangan yang luar biasa memanjakan mata dengan keelokan alam yang masih asri. Perjalananpun saya lanjutkan menuju Batu Karas dengan jarak tempuh kira-kira 10 menit dari Green Canyon.

Welcome to Batu Karas! Pantai yang elok dengan pasir putih dan air yang jernih meluruhkan lelah, ombak yang tinggi seakan menyambut kedatangan saya. Beberapa turis macanegar dan lokal tampak bermain selancar diatas ombak adapula yang menyewakan banana boat sebagai pelengkap wisata air dan ada fasilitas snorkeling untuk melihat pemandangan bawah air. Bukan berlebihan saya menyebutnya mutiara yang tersembunyi. ya karna lautnya yang masih virgin belum banyak yang eksplorasi.

6/18/12

Jembatan Gantung



Tatkala matematika menjadi nyata
Dimulai dari sebuah angka
Sa'at menghitung beban pada sebuah bidang
Mengukur kedalaman dengan detail

Gaya geser dan gaya ikat angin menjadi penting
Sa'at beban terpusat melewati batas normal
Ketepatan adalah utama ketika daya dukung tak terpenuhi
Gaya momenpun sangat berpengaruh ketika beban hidup melintas



6/4/12

Bukan Akhir Sebuah Episode


Sejengkal kerinduan yang memulai ribuan jengkal, ditemani selimut rindu yang bergemuruh, senandungkan kata-kata makna yang gundahkan asa dalam dada. Kalut yang berkecamuk dalam benak, hilang sudah dititik akhir,,dimana semuanya sudah tersimpan ditempat yang semestinya tempat yang layak nan indah tuk sekedar dikenang dalam benak.

Beranjak untuk mulai melangkah lagi, karena perjalanan masih panjang. Masih ada keindahan didepan mata, dipenghujung pandangan sesuatu yang misterius dengan segala keindahan. Selamat jalan kerinduan,,,sampai jumpa dikerinduan selanjutnya

Promo Hotel Buat Traveler