3/14/11

Lilin dan Secangkir Kopi



Bandung kota yang tak asing buat gue,dengan segala hiruk pikuknya walau sebenarnya gue bukan domisili Bandung atau besar di Bandung hanya sekedar kota persinggahan saja. Sore itu tepat pukul 5 gue susuri kota menjelang senja,melewati kemacetan yang menjadi warna kota ini.Di ufuk timur warna jingga memancarkan warnanya menandai malam akan segera tiba,lampu-lampu kendaraanpun mulai dinyalakan.
Sepeda motorku menuju sebuah sudut kota dengan udara masih segar,jauh dari polusi udara atau bising kendaraan.Dago tujuanku kali ini,bukan tanpa alasan aku kesana melainkan merefreshkan fikiran setelah lelah bekerja.
Langit mulai menarik selimut malamnya,mengganti suhu udara Kota ini. Kota yang dulu sejuk dan kini mulai memanas walau kampanye “go green” tak hentinya dilakukan. Kumandang adzan menambah riuh dan teduh, menyuarakan kebesaran akan namaNya. Sampailah Aku di Sebuah rumah bernama Rumah Kopi,sebuah CafĂ© dengan gaya traditional-modern berada disebuah perbukitan Dago.
Air wudhu mengalirkan kesejukan, membasuh segala kotoran yang menempel dalan fikiran dan hati.Teriring sebuah Do’a yang kupanjatkan untuk kedua orang tua dan keluarga tercinta,dan untuk seorang yang berada di Negri Sakura yang dilanda tsunami, semoga dalam keadaan baik seperti sebelum dia berangkat dari Kota ini.Aroma kopi tercium dari secangkir kopi hangat,kunyalakan sebatang rokok untuk mengurangi dinginnya udara malam ini.
Ku hela nafas,kujamkan mata dan ku berbisik “Kau buat aku dalam keadaan suci, semoga Engkau panggil aku dalam keadaan suci pula…”amien…!

3/11/11

Pray for Tsunami Japan



Siang tadi aku dikejut oleh sebuah pesan singkat dari beberapa kawan terbaiku, yang memberitahukan tentang Tsunami yang melanda negara tirai bambu. Sontak fikiran ku terfokus pada seseorang disana, ke khawatiranku bertambah saat berita memuat tsunami itu juga sampai ke Iwate.

Besar harapan untuk pergi kesana, membantu mengevakuasi penduduk disana.Namun, hanya Do'a yang bisa ku panjatkatkan semoga Kau, Keluarga dan Penduduk Jepang disana bisa selamat dari bencana Tsunami.

2/25/11

Sebuah Peringatan Kematian



Suhu udara pantai utara terasa sejuk pagi ini, ku nyalakan laptop dan ku dengarkan bait-bait lagu karya Double B (Bondan Prakoso with Pade to Black) sebagai penyemangat hari ini. Kubuka jendela supaya udara segar mengisi ruang kamarku,dibalik jendela kamar terlihat awan hitam menyelimuti kota ini “semoga tidak turun hujan…” gumamku.
Sudah hampir genap 2 tahun aku berada dikota ini, kota yang berada disisi utara pulau jawa. Bukan tanpa tujuan kuberada dikota ini, tapi karena tugas yang ku emban untuk melaksanakan beberapa project.
Terdengar gemuruh kendaraan yang melintas dijalan Pantura, kendaraan-kendaraan mulai dari jenis sedan yang ukurannya kecil hingga truk kontiner dengan kecepatan tinggi.Jalan dengan angka kecelakaan paling tinggi menurutku, hampir kudengar tiap hari kecelakaan dijalan tersebut dari mulai luka ringan hingga membawa kematian.
Kupacu kuda besiku, kuda dengan tenaga 150 cc mencoba mengiringi irama pantura. Kali ini kutarik gas dan speedometer digital merangkak naik dan kulihat 110 km/h. Terasa nyaman ketika kecepatan yang kupacu mencapai titik maksimal, fikiran ku menerawang ku hela nafas perlahan,tiba-tiba teringat wajah seorang sahabat seoakan menyapa dan memperingatkanku.
Kemudian ku kurangi kecepatan hingga 65 km/h, “terima kasih sobat…kau telah memperingatkanku”bisiku..seorang sahabat telah pergi mendahuluiku, sebuah kecelakaan roda dua yang membuatnya terhempas…

1/21/11

Catatan Hitam



Hanyut bersama gemericik air di sore itu
Ketika matahari mulai meredup
Lampu jalanan mulai dinyalakan
Dalam peluh ku mengadu
Dalam sunyi ku berjanji
Tak kan pernah terulang tuk kesekian kali

Mata mulai pekat, namun bayangan itu enggan tuk sirna
Jelajahi benakku, masuki penatku
Kunanti fajar kembali
Tuk mulai melangkah menuju satu arah

Biarlah semua itu menjadi catatan hitam takdirku
Menjadi coretan kelam ketika ku tenggelam

Namun ku yakin,tetesan tinta itu kan menjadi biru

Promo Hotel Buat Traveler